Gifa Farabi
Mungkin banyak dari kita yang tidak asing dengan istilah pertolongan pertama gawat darurat (PPGD). Pertolongan ini akan kita berikan pada saat seseorang mengalami cidera, kecelakaan maupun luka yang perlu untuk segera ditangani untuk mencegah luka semakin parah sampai dapat ditangani oleh tenaga ahli di fasilitas kesehatan. Namun pernahkah kita menyadari, bahwa sebenarnya kondisi mental seseorang juga memerlukan pertolongan pada saat mengalami kejadian traumatis seperti kecelakaan, bencana dan kerusuhan masa. Pertolongan ini dibutuhkan karena dalam kejadian traumatis, seseorang mungkin mengalami cemas, panik dan permasalahan psikologis lainnya. Respon psikologis dari kejadian traumatis ini merupakan reaksi normal dalam keadaan tidak normal. Meski demikian, hal ini harus mendapatkan penanganan psikologis dengan segera seperti dukungan psikologis awal (DPA) atau yang sering dikenal dengan psychological first aid (PFA). Dukungan psikologis awal ini dapat diberikan baik oleh tenaga ahli, maupun seseorang yang telah mempelajari pemberian dukungan psikologis awal. Perlu diperhatikan bahwa terdapat prinsip yang harus dilakukan saat memberikan PFA. Terdapat tiga Prinsip dalam melakukan PFA yaitu melihat (look), mendengar (listen) dan menghubungkan (Link).
Pada prinsip pertama (look), kita dapat melihat respon emosi, luka psikis, kondisi lingkungan dan kebutuhan dasar dari seseorang yang telah mengalami kejadian traumatis. Kemudian untuk menerapkan prinsip kedua (linsten), tidak sebatas hanyak mendengarkan cerita dari penyintas, namun mendengarkan secara aktif, mencoba memahami emosi yang dirasakan, menanyakan kebutuhan mereka dan membantu mereka untuk mencari solusi dari permasalahan yang mereka alami tanpa menjanjikan hal yang tidak pasti. Sedangkan pada prinsip terakhir (link), seorang penolong dapat menghubungkan kepada pihak yang dapat menyelesaikan permasalahan penyintas seperti keluarga terdekat atau instansi dan lembaga yang memiliki wewenang. Penolong juga dapat memberikan informasi akurat yang berkaitan dengan permasalahan orang yang diberikan dukungan psikologis awal. Dengan menjalankan tiga hal ini, penolong dapat mengurangii beban psikologis yang dialami penyintas atau setidaknya mencegah bertambahnya beban psikologis.